Jun 30, 2008

Ketika Semua Harus Berakhir

Kamis malam, 26 Juni 08, ada sms masuk ke HP saya. Isinya mengabarkan salah seorang kawan Kamerad Ronal Puar mengalami kecelakaan ketika pesawat yang ditumpanginya Cassa C-212 hilang disekitar kaki gunung Salak Bogor.

Sabtu pagi, 28 Juni 08, tim SAR telah menemukan bangkai pesawat naas tersebut dan memastikan tidak ada korban selamat. Saat itu juga, berkaca-kaca mata ini.. seketika terlintas kenangan sewaktu bergaul bersama Almarhum. Kamerad Ronal adalah sosok yang pemberani, kuat, ksatria dan itu tidak diragukan lagi oleh semua kawan-kawannya, termasuk saya.

Apa yang pernah kita alami waktu OSPEK, waktu berkumpul bersama di IMG sudah cukup membuat kuat rasa persaudaraan kita.

Kamerad Lettu Sus Ronal Puar adalah..
Sosok yang mempunyai tangan kekar dan murah senyum..
Sosok yang berani..
Sosok yang saya kagumi..
Sosok yang istimewa..
Sosok yang kuingat waktu OS..
Sosok yang kuingat waktu di lapangan GKU Timur..
Sosok yang kuingat waktu tes masuk Arutmin..
Sosok yang tidak sempat aku belajar banyak darinya..
Sosok yang kini telah berada di alam barzah..

Teriring do'aku untuk mu, semoga engkau termasuk golongan orang yang syahid.. Sobat!

-hidup hanyalah untuk kematian-

Jun 20, 2008

Kenapa harus ada Karyawan Outsourcing?

Saat demo hari buruh se-dunia (may day) yang lalu, ada satu tuntutan untuk menghapuskan sistem Outsourcing (OS). Saya sendiri gak tahu kenapa ada OS. Ada yang pernah bilang alasan memakai karyawan OS, antara lain:

  • Tidak perlu bayar mahal untuk pekerjaan-pekerjaan kecil. Jika hal-hal kecil dikerjakan karyawan langsung, perusahaan akan rugi karena benefit & gaji yang dibayarkan relative lebih besar.

  • Jika karyawan OS “macam-macam” gampang untuk “membinasakannya”, tidak perlu berbelit-belit urusannya.

  • Ada peraturannya dalam undang-undang, hehehe…yang membuat peraturan siapa? Apakah dia punya perusahaan? Kenapa dibuat peraturan itu?

Saya tidak peduli dengan alasan-alasan tersebut. Saya hanya peduli apakah karyawan OS berhak mendapatkan jaminan masa depan, hak dan perlakuan yang (hampir) sama dengan karyawan perusahaan induk?

Karyawan OS dalam penilaian saya setelah beberapa tahun bekerja dengan mereka, sepertinya mereka belum cukup mendapatkan perhatian lebih dari perusahaan induk. Seolah-olah mereka tutup mata dengan kondisi atau kesejahteraan karyawan OS. Secara structural, secara kontrak, memang perusahaan induk bisa untuk tidak ikut campur dalam hal itu, “kalau masih pusing-pusing mikirin mereka buat apa di-outsourcing-kan”, mungkin seperti itu pemikiran perusahaan induk. Tapi pada kenyataannya, perusahaan induklah yang menentukan besarnya gaji dan benefit para karyawan OS, jadi kalau masih tidak ingin pusing-pusing mikirin kesejahteraan mereka.. “sungguh terlalu“ ujar bang Rhoma.

Secara pribadi, saya tidak mempermasalahkan adanya OS, asal…..

Mereka diberikan hak yang layak yang sepadan sesuai peran mereka di perusahaan induk, dalam arti tidak terlalu jauh perbedaannya dengan karyawan perusahaan induk. Biasanya, perusahaan induk melakukan proses tender untuk memilih perusahaan OS. Dan biasanya juga kalau sudah main tender, berlaku prinsip dasar ekonomi, bukan perusahaan OS yang berani memberikan jaminan kesejahteraan, yang berani mengusulkan benefit yang bagus kepada karyawan OS yang akan dipilih, melainkan siapa yang paling murah ‘fee’ yang harus dibayar oleh perusahaan induk itulah yang dipilih. Biasanya lagi, sesuatu yang murah bisa dipastikan kualitasnya murahan juga. Jika sudah seperti itu, biasanya karyawan OS lah yang menjadi korbannya. Biasanya, ya karena kebiasaanlah yang akan membentuk perilaku individu dan juga kelompok/organisasi.

Jika kita mau membuka mata kita, mata hati kita, lalu kita pikirkan, kita renungkan, betapa besarnya kontribusi karyawan OS terhadap kemajuan perusahaan. Mereka biasanya (lagi) adalah orang yang bekerja sebagai pelaksana, dimana jika dalam medan perang ada di garis depan, tentu menanggung beban yang tidaklah ringan. Mereka lebih banyak terpapar bahaya secara langsung di lapangan, lebih banyak menghadapi konflik secara langsung. Dan harga yang mungkin harus mereka pertaruhkan adalah nyawa mereka yang tidak ternilai harganya. Beda dengan atasannya yang hanya duduk nyaman di ruang ber-AC dengan fasilitas computer, telpon, internet, kopi setiap saat.

Jika kita seorang atasan yang mempunyai bawahan karyawan OS, sadarkah kita bahwa dukungan mereka terhadap prestasi kerja kita (secara pribadi) sangat besar. Sehingga manajemen perusahaan berkali-kali mengucapkan selamat kepada kita, memberikan penghargaan-penghargaan kepada kita, alhasil karir kita melesat cepat. Di sisi lain, pernahkah kita memikirkan nasib karyawan OS di bawah kita? Pernahkah kita mengucapkan terimakasih kepada mereka? Tahukah kita berapa gaji mereka saat ini? Jika Rasulullah memerintahkan kita untuk mengutamakan membayar gaji pembantu kita, memuliakan mereka, pernahkan kita melakukan hal itu terhadap karyawan OS yang notabene bisa diartikan sebagai pembantu perusahaan induk?

Saya sendiri juga berfikir banyak hal yang harus diperhatikan dan dipikirkan oleh perusahaan induk, bagaimana mengatur strategi agar keuntungan berlipat dan terus meningkat tiap tahunnya dengan biaya produksi sekecil-kecilnya. Tapi sekali lagi, strategi tinggallah strategi tanpa ada pelaksana. Jadi pantaskah jika perusahaan induk tidak memberikan penghargaan yang layak kepada karyawan OS jika strategi bisa dilaksanakan dengan baik dan keuntungan banyak diraup? Apakah karena rata-rata mereka bukan seorang Sarjana, maka perusahaan boleh menggaji mereka apa adanya untuk mengurangi biaya produksi? Asal sesuai UMR katanya.. Saya sendiri kadang berfikir (bahkan merasa) belum tentu karyawan di perusahaan induk dengan title sarjana lebih bagus, lebih nyata kontribusinya terhadap perusahaan, lebih professional dalam bekerja. Mungkin perlu dilakukan studi untuk masalah ini “keterkaitan latar belakang pendidikan dengan profesionalitas dan etos kerja di perusahaan”.

Orang bilang, kita hidup dijaman kapitalis, bekerja di dunia kapitalis, tapi haruskah itu membuat kita bersikap kapitalis, bertindak kapitalis? yang membuat kita lupa kalau kita bekerja dengan manusia yang secara alamiah ingin diperlakukan sebagai manusia?

Saya jadi teringat ungkapan seorang kawan, “jika kita bekerja di perusahaan kapitalis, maka kita juga harus bersikap kapitalis” maksudnya kita hanya akan bekerja sesuai uang yang diberikan perusahaan. Meskipun kita punya potensi besar, jika uang yang diberikan perusahaan tidak sesuai menurut kita buat apa kita bekerja mati-matian untuk perusahaan itu, rugi amat J

Jika dampak adanya kenaikan BBM, karyawan perusahaan induk yang gajinya 10x lipat dari gaji karyawan OS langsung menuntut adanya penyesuaian pendapatan, padahal kenyataannya mereka-mereka tidak begitu terpengaruh, apakah mereka tidak merasa malu terhadap karyawan OS (bawahannya) yang nyata merasakan dampaknya? Apakah kesenjangan ini akan terus ada dan bahkan semakin besar jika karyawan perusahaan induk hanya memikirkan diri mereka sendiri?. Mengutip pernyataan seorang kawan juga, “Jika karyawan perusahaan induk (yang gajinya sudah besar) saja kecewa karena tuntutannya tidak dikabulkan, bagaimana dengan perasaan karyawan OS jika mereka menuntut hal yang sama?”. Jika karyawan perusahaan induk tertawa bahagia setelah menerima bonus, menerima benefit-benefit dari perusahaan, terpikirkan kah apa yang didapat oleh karyawan OS (bawahannya)?

Tentu akan sangat lain jika yang berbicara disini adalah pihak manajemen perusahaan induk. Tapi saya hanya ingin mengungkapkan apa yang harus saya ungkapkan, dari sudut pandang saya tentunya. Meskipun kita bekerja di dunia kapitalis, jangan lupakan nurani kita untuk melihat kenyataan yang ada di lingkungan kita. Semoga kita bisa lebih bersyukur atas nikmat yang telah ALLAH berikan kepada kita. Semoga apa yang saat ini kita peroleh tidak membuat kita lupa akan hakekat kita sebagai manusia yang sama-sama hanya berasal dari ‘air mani’.

-Budak Kapitalis-

Jun 17, 2008

Kesalahan kolimasi pada Total Station

Kesalahan kolimasi terjadi jika garis bidik tidak berhimpit dengan garis mendatar teropong.
Untuk mengeliminasi kesalahan ini perlu dilakukan serangkaian proses, biasanya sudah ada menunya di tiap Total Station. Koreksi kesalahan ini WAJIB dilakukan secara rutin minimal sebulan sekali, karena kualitas data hasil pengukuran sangat dipengaruhi jika nilai koreksi kesalahan kolimasi ini tidak terus di-update.

Kesalahan kolimasi dibagi menjadi 2 komponen, yaitu:

1. Kesalahan kolimasi horizontal
Terjadi jika garis bidik tidak berhimpit dengan sumbu datar teropong pada arah horizontal. Ringkasnya, garis bidik berada disebelah kanan atau kiri sumbu teropong.
Langkah menentukan salah kolimasi horizontal :
• Tetapkan satu titik dengan jarak >100m.
• Pada posisi alat biasa, bidik titik tersebut kemudian catat nilai sudut horisontalnya.
• Ubah alat ke posisi luar biasa, bidik titik yang sama. Catat nilai sudutnya.
• Idealnya, selisih sudut LB dan B adalah 180o. Jika hasil hitungan ada selisih berarti nilai selisih tersebut adalah nilai kesalahan kolimasi horisontalnya.


2. Kesalahan kolimasi vertical
Terjadi jika garis bidik tidak berhimpit dengan sumbu datar teropong pada arah vertikal. Ringkasnya, garis bidik berada disebelah atas atau bawah sumbu teropong (seperti pada gambar di atas).
Langkah menentukan salah kolimasi horizontal :
• Tetapkan satu titik dengan jarak >100m dengan beda tinggi terhadap alat cukup besar.
• Pada posisi alat biasa, bidik titik tersebut kemudian catat nilai sudut vertikalnya.
• Ubah alat ke posisi luar biasa, bidik titik yang sama. Catat nilai sudutnya.
• Idealnya, jumlah sudut LB dan B adalah 360o. Jika hasil hitungan ada selisih berarti nilai selisih tersebut adalah nilai kesalahan kolimasi vertikalnya.


Kapan koreksi tersebut harus dilakukan?
1. Setelah alat dimobilisasi dimana kemungkinan terguncang besar.
2. Ketika digunakan di lokasi baru yang mempunyai perbedaan suhu >10oC
3. Ketika akan digunakan untuk pengukuran sudut teliti, misal pengukuran polygon.

Pengukuran Kolimasi pada Trimble 5500 series.

• Lakukan set up alat (centering, dll).
.....selengkapnya download di :
http://www.kitaupload.com/download.php?file=190SOP Pengukuran Kolimasi.pdf

Salam Survey!

Editing dasar data survey dan perhitungan volume dengan Mincom/Minescape

Awalnya software Mincom/Minescape lebih banyak aplikasinya untuk desain tambang. Akhir-akhir ini, muncul modul survey di Mincom. Namun sayang saya belum banyak mengutak-atik modul ini. Sekilas sepertinya bagus saja, dia bisa mengenali format data langsung dari alat (Geodimeter, Topcon, Trimble GPS, import ASCII dari SDR format), ada menu transformasinya juga, trus untuk versi terbaru juga dilengkapi modul survey underground.

Tapi, bagi rekan-rekan yang ingin belajar untuk editing data survey sampai proses menghitung volume, dasar-dasarnya saja sih, silahkan download di :
http://www.kitaupload.com/download.php?file=41Tutorial Mincom utk Survey - hitung volume.pdf

Semoga bermanfaat.

Salam Survey!

Jun 4, 2008

Bubarkan FPI! kenapa.....?

Wah.. rame sekali berita mengenai FPI beberapa hari ini. Akibat aksi2-nya banyak yang menuntut FPI dibubarkan. Kalau saya, Dukung FPI !!!

Dalam Islam ada tiga tingkatan kaum muslim dalam mencegah kemungkaran. level terendah, dia hanya bisa membatin saja melihat kemungkaran tersebut, level sedang dia mulai berani untuk mengingatkan atau menyeru, level tertinggi jika dia berani menggunakan tangannya untuk membasmi kemungkaran tersebut. Dalam Islam juga diajarkan untuk tolong menolong dalam kebaikan dan tolong menolong dalam mencegah kemungkaran.

Jika FPI menggunakan kekuatan tangan untuk mencegah kemungkaran seperti yang sering terjadi.. itu wajar saja, itu adalah cara yang mereka pilih, terlepas dari melanggar hukum atau tidak. Toh hukum di negeri ini siapa yang punya? apa betul sudah benar2 ditegakkan dengan adil dan merata? fakta berbicara..

Yang perlu disayangkan adalah, ormas-ormas lain apalagi ormas islam koq jadi menuntut FPI dibubarkan? hanya karena pimpinannya hampir jadi korban. Apakah mereka sudah lupa dgn prinsip amar ma'ruf nahi munkar?

Jika ormas islam lain nahi munkar-nya memilih menggunakan cara menurut level rendah dan sedang, tidak masalah, monggo saja, jadi kalau ada yang memilih menggunakan level tertinggi ya jangan protes. Harusnya kita bersyukur masih ada orang2 yang berani seperti mereka dalam membasmi kemungkaran. Dan harusnya ormas2 islam bersatu padu berjuang untuk membasmi kemungkaran sesuai cara yang mereka pilih. Wong tujuannya sama...

Soal dengan cara kekerasan, padahal ini negara 'hukum'.. saya yakin mereka tahu itu dan jika mereka memilih cara kekerasan mereka pasti juga tahu konsekuensinya jika nanti harus berhadapan dengan aparat 'penegak hukum'. Itu resiko perjuangan kawan... mungkin dibenak mereka dipukuli polisi tidak sebanding dengan siksa di neraka kelak jika dia membiarkan kemungkaran di depan mata :)

Memang Islam adalah agama yang membawa kedamaian, bahkan sangat toleran terhadap pemeluk agama lain. Itu jika agama lain tidak mengusik aqidah islam, itu jika prinsip untukmu agamamu, untukku agamaku berjalan baik. Tapi jika ada agama/kepercayaan lain yang mencoba mengobrak-abrik aqidah islam dan itu jelas di depan mata kita, jika solusi secara damai tidak mampu lagi, apakah kita diam saja?

Yah.. itu hanya opini saya. Saya hanya salut terhadap kawan-kawan FPI akan semangat, akan keberaniannya menegakkan Islam terlepas apapun background mereka dana apa yang ada dibalik semua itu. Kita sadarkan diri kita, sejauh mana kita bertindak jika melihat kemungkaran di depan mata kita?

Umat yang hanya mengakui ALLAH sebagai tuhannya dan Nabi Muhammad sebagai rasul-Nya adalah umat islam, terlepas apa golongannya, siapa pemimpin ormas-nya, tujuannya sama, Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Jangan mudah di-adu domba, ingat tidak akan berhenti orang yahudi dan nasrani untuk terus memerangi umat Islam "dengan berbagai cara" sebelum seluruh umat Islam mengikuti mereka. Jadi, konflik2 seperti ini bakal terus terjadi dan mungkin sampai kiamat (wallahu'alam).