Dec 29, 2006

Surveyor berpengalaman Vs Surveyor Sekolahan

-------------------------------------------------------------------------------------
Wah, apa pula itu… yah, itulah salah satu cara seorang menjadi surveyor, trus apa bedanya?

Apa yang ada dipemahaman orang, surveyor adalah sekelas operator, hanya yang ini alat yang dioperasikan adalah alat ukur. Dan tentu saja sangat memungkinkan hal itu dipelajari oleh orang yang sebelumnya nol di bidang survey/pemetaan. seperti orang yang belajar nyetir mobil. Awal mula karir surveyor berpengalaman biasanya ia bekerja sebagai helper surveyor yang bertugas memegang tongkat prisma/rambu, dan dengan bekal keingintahuan dan kesempatan dia mulai belajar sedikit demi sedikit mengoperasikan alat ukur serta teknik-teknik dasar survey. Hingga suatu waktu dia bisa mengoperasikan alat survey. Saat ada kesempatan untuk menjadi seorang surveyor di suatu perusahaan, melamar lah dia dan akhirnya diterima oleh perusahaan tersebut. Itulah yang bisa disebut sebagai surveyor berpengalaman.

Surveyor sekolahan lain lagi ceritanya, mereka memang sudah berniat untuk mendalami ilmu survey/pemetaan dari bangku sekolah, mulai dari tingkat D1 sampai S1. Khusus jenjang S1, sekolah survey/pemetaan dikenal sebagai Geodesi dan sekarang sedang memperkenalkan nama barunya sebagai Geomatika. Saat ini sudah ada beberapa perguruan tinggi yang mempunyai jurusan Geodesi/Geomatika, sebut saja ITB, UGM, ITENAS Bandung, ITS Surabaya, ITN Malang, bahkan dulu sempat ada di UNPAK Bogor. Nah, ilmu survey/pemetaan yang dipelajari di bangku sekolah tersebut sangat detail dan kompleks. Apa yang dipelajari oleh para surveyor berpengalaman adalah ilmu dasar yang diajarkan, pada tahap selanjutnya diberikan berbagai macam aplikasi, cabang, dan ragam dari ilmu survey/pemetaan baik itu pemetaan darat, pemetaan laut, pemetaan udara. Loh, emang udara bisa dipetakan? Tentu saja bisa, dengan teknologi dan teknik pengukuran yang makin canggih, kita bisa memetakan kandungan zat atau materi yang terdapat di atmosfer. Itulah yang dimaksud dengan pemetaan udara disini. Menarik bukan?

Apa nilai kurang dan lebih dari kedua jalur surveyor tersebut?
Dari segi ilmu dan konsep survey/pemataan, jelas surveyor sekolahan lebih unggul, tapi dari segi kemampuan di lapangan, surveyor berpengalaman bisa lebih unggul.
Di dunia kerja, banyak perusahaan yang masih mencari tenaga surveyor berpengalaman dibandingkan surveyor sekolahan, karena gaji untuk membayar lulusan SMA/STM tentu lebih kecil daripada D3/S1. Alasan efisiensi biaya, untuk apa membayar S1 yang mahal jika pekerjaan tersebut bisa dilakukan oleh SMA/STM? Itulah masalah yang menjadi dilema saat ini.. yang lebih parah lagi, jika perusahaan meminta seorang S1 dgn gaji SMA/STM…

Beberapa minggu lalu, saya mengikuti diklat sertifikasi juru ukur tambang yang dilaksanakan oleh pusdiklat direktorat teknologi mineral, batubara, gas dan panas bumi di Bandung. Dari 31 peserta, hanya 5 orang surveyor sekolahannya, sisanya yah surveyor berpengalaman yang saya ceritakan di atas.

Itulah realita yang ada di negara tercinta ini, jadi kapan mau majunya.....??

Dec 26, 2006

Menjadi surveyor, antara tantangan dan dilema...

Being a 'juru ukur' or known as surveyor is very challenging, also pathetic..... why??

Mungkin ada beberapa orang yang tidak tahu apa itu surveyor.... atau ada segelintir orang di negeri yang luas ini yang hanya tahu bahwa surveyor itu adalah tukang ngukur tanah, yang kerjaannya 'ngeker-ngeker' di pinggir jalan pake alat yang seperti kamera tipi... hmmm, hanya segitukah pengetahuan orang tentang surveyor, sungguh menyedihkan...

Selama hampir 60 tahun pendidikan mengenai ilmu ukur tanah/pemetaan di negeri ini, ternyata belum mampu menjelaskan kepada khalayak mengenai profesi surveyor. Kenapa? kenapa profesi ini tidak sepopuler arstitek, pelukis, sutradara, insinyur sipil..dll?
Itulah yang menjadi keprihatinan saya sebagai seorang yang berkecimpung di dunia survey dan pemetaan... maka, dengan curhat di blog ini semoga bisa memberikan sedikit wawasan kepada khalayak mengenai apa itu surveyor.
Ada profesi, tentu saja ada pekerjaannya.
Ono gulo ono semut… ada profesi ada pekerjaannya.. berikut akan saya sampaikan sedikit mengenai arti dari surveyor. Surveyor : orang yang melakukan pekerjaan survey/pemetaan. Pekerjaan survey/pemetaan (surveying) sendiri adalah suatu teknik dan ilmu untuk menentukan posisi titik dalam suatu ruang 3D, menentukan jarak dan sudut diantara titik-titik tersebut dengan teliti. Posisi titik ini biasanya berada di permukaan bumi. Dalam rangka memenuhi sasaran dan maksud dari pekerjaan survey, seorang surveyor harus tahu prinsip geometri (ilmu ukur), rancang-bangun, matematika, fisika dan bahkan ilmu hukum.

Tanpa disadari, surveyor telah menjadi salah satu unsur penting dalam pengembangan lingkungan manusia sejak beberapa abad lalu. Profesi ini merupakan suatu kebutuhan yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan hampir ditiap pekerjaan konstruksi.
Tapi koq ya masih belum pada ngerti gitu loh….

Jaman dahulu, seorang surveyor hanya memerlukan kompas dan meteran dalam melakukan pekerjaannya, seiring dengan perkembangan teknologi muncullah theodolit, merupakan cikal bakal alat ukur sudut teliti. Untuk pengukuran jarak, ditemukan lah EDM (electronic Distance Measurement) yang menggunakan prinsip cepat-rambat gelombang elektromagnetik dalam penentuan jaraknya. kemudian muncullah alat ukur yang menggabungkan EDM+Theodolit menjadi satu alat yang lebih praktis dan serba digital, Total Station. Cerita tadi merupakan salah satu perkembangan dunia surveying di dunia, terutama untuk land surveying (pemetaan darat), masih ada lingkup pekerjaan survey di laut ataupun udara yang mengalami perkembangan serupa. Bahkan saat ini, dalam teknologi pemetaan sudah menggunakan satelit GPS buatan Dep. Pertahanan Amerika, GLONASS buatan Rusia dan Gallileo buatan Uni Eropa… canggih kan sebenarnya? Tapi koq ya masih belum pada ngerti gitu loh…

Ruang lingkup atau jenis pekerjaan survey ada berbagai macam, antara lain:
- Survey batas; menentukan batas kepemilikan lahan atau wilayah. Jaman dulu sampai jaman sekarang orang bisa baku bunuh gara-gara sengketa batas wilayah. Untuk itu sangat perlu ditentukan batas aktual dilapangan dan kemudian didokumentasikan dalam sebuah peta agar orang lain tahu batas wilayah kita.
- Survey deformasi; menentukan apakah stuktur atau object mengalami perubahan bentuk atau pergerakan. Diperlukan pengukuran 3D pada objek yang akan diukur dan dilakukan pengukuran kembali pada titik yang sama secara berkala. Hasil dari pengukuran kedua dan seterusnya dibandingkan dengan pengukuran pertama untuk dihitung besar pergerakannya. Jenis survey ini biasa dilakukan untuk pemantauan bendungan, rig platform, dan yang lagi hangat-hangatnya adalah penentuan nilai penurunan tanah akibat semburan lumpur di Porong, Sidoarjo.
- Survey rekayasa; biasa dilakukan dalam pekerjaan konstruksi, baik itu pembuatan jalan, gedung, rel, dll. Sebenarnya pekerjaan survey dibidang rekayasa inilah yang banyak kita temui di setiap proyek pembangunan, tapi seringkali kegiatan survey-nya tidak diperhatikan oleh masyarakat karena masyarakat memandang proyek itu dari namanya, misal proyek jembatan layang Paspasti, proyek jalan tol… dan tentu saja yang dikenal adalah insinyur sipilnya, arsiteknya….dll.
- Survey topografi; mengukur/memetakan permukaan bumi yang direpresentasikan dalam kumpulan titik-titik koordinat 3D kemudian biasa digambarkan dalam garis kontur (garis yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama).
- Survey Hidrografi; survey yang dilakukan untuk memetakan topografi dasar laut untuk digunakan lebih lanjut dalam navigasi kapal, konstruksi lepas pantai, atau manajemen sumber daya laut.
- Survey konstruksi; bisa dibilang merupakan bagian dari survey rekayasa, tetapi lebih spesifik ke bidang konstruksi.
- Survey navigasi; untuk mengetahui posisi suatu wahana bergerak (misal kapal, pesawat terbang, mobil,rudal) sehingga bisa menentukan dan mengontrol apakah wahana tersebut berada dijalur yang aman, cepat dan sesuai rencana.
Dan masih banyak jenis pekerjaan survey yang lain,
Tapi koq ya masih belum pada ngerti gitu loh…

Di dunia kerja di tanah air ini, profesi surveyor masih belum bisa berkembang dan mengembangkan diri untuk meningkatkan eksistensinya… pada kenyataannya, banyak perusahaan yang masih menganggap surveyor itu sebagai profesi yang tidak memberikan kontribusi penting dalam pencapaian keuntungan perusahaan. Sehingga posisi seorang surveyor masih ditempatkan di level paling bawah….
Padahal apa bedanya dengan seorang geologist, mine engineer, insinyur sipil…, mereka tidak akan bisa merencanakan dan melakuan perkerjaan penambangan, pembangunan jalan dengan baik tanpa ada surveyor. Apakah bisa seorang insinyur sipil membangun jalan tol sepanjang 10km tanpa peta topografi, tanpa panduan pemasangan titik di lapangan, menghitung volume galian dan timbunan yang diperlukan tanpa seorang surveyor?
Apakah bisa seorang geologist menentukan posisi sumber minyak, memetakan jalur patahan dengan akurat tanpa seorang surveyor?

Itulah ironisnya, mungkin karena pengetahuan para pemilik dan pemangku jabatan tertinggi di perusahaan hanya mengenal dunia survey/pemetaan dari kulitnya saja, jadi mereka menggangap surveyor yang hanya begitu-begitu saja…

Dalam dunia pertambangan mineral dan batubara, pemerintah sendiri telah mengakui bahwa seorang juru ukur yang bekerja di pertambangan wajib memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh instansi terkait. Dan dijelaskan juga bahwa tanggungjawab seorang surveyor sangatlah besar dalam hal kelangsungan operasional dan keselamatan penambangan.
Tapi koq ya masih belum pada ngerti gitu loh…


Apa yang saya tulis ini hanya sebagian kecil dari permasalahan dunia survey/pemetaan.. masih banyak hal yang lebih kompleks dan rumit dari hanya sekedar ukur-mengukur. Semoga dengan yang sedikit ini, bisa membuat yang membaca jadi ingin tahu lebih lanjut dunia survey/pemetaan….
[to be continue]